Masalah gizi pada anak balita yang dihadapi Indonesia saat ini adalah pertumbuhan
anak balita dengan berat badan (BB) kurang dibawah garis merah (BGM). Hasil
Riskesdas dari 82.661 balita Indonesia, prevalensi balita berat badan kurang tahun 2013
adalah 19,6%. Menurut WHO, masalah kesehatan masyarakat dianggap serius bila
prevalensi gizi kurang-buruk antara 20,0-29,0%. Tujuan umum penelitian ini untuk
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan berat badan balita dibawah garis
merahdi Desa Bojong Cikupa tahun 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan desain case control. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
total sampling untuk kelompok kasus dan simple random sampling untuk kelompok
kontrol. Hasil dari uji Chi-Square dan Fisher Exact menyatakan terdapat hubungan
yang signifikan antara pola makan (OR = 6,333 ; CI = 1,501-26,73), riwayat penyakit
infeksi (OR = 5,400 ; CI = 1,375-21,2), status berat badan lahir rendah (OR = 14,091 ;
CI = 1,478�134,29), dan pendapatan keluarga (OR = 9,000 ; CI = 2,239-36,171)
terhadap kejadian balita dibawah garis merah di Desa Bojong. Sedangkan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara ASI eksklusif dan partisipasi Ibu ke posyandu.
Disarankan untuk membentuk tim survei konsumsi makanan oleh Puskesmas Cikupa,
penerapan Perambuan Imunisasi di posyandu Desa Bojong, pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil diharuskan bagi seluruh Ibu hamil, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di
wilayah Puskesmas Cikupa.